TUGAS IPA


ILMU PENGETAHUAN ALAM
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA



DISUSUN OLEH:
NAMA: ANANDA SYALWA
KELAS: 9.E


SMP KARTIKA II-2 BANDAR LAMPUNG



GANGGUAN REPRODUKSI PADA WANITA


 1. Vaginitis
 Vaginitis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang       mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.
 Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui  perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans, bakteri   Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus.
 Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati. Beberapa gejala penyakit vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.
 2. Condiloma Accuminata
 Condiloma Accuminata adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang disebabkan oleh virus yang tak asing lagi. Virus yang dimaksud adalah virus Human Papiloma.
 Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang mengalami penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini dikarenakan obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya seperti rahim wanita.

 3. Kanker ovarium
 Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit pada sistem reproduksi wanita. Penyakit ini berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil di dalam rahim.
 Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium.
 Tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium.
 4. Kanker serviks
 Kanker serviks adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga umum terjadi.  Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas.
 Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang berfungsi. Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas).
 5. Kanker Payudara
 Kanker payudara adalah salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita. Meski pria juga memiliki payudara, namun penyakit yang satu ini lebih rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria.










GANGGUAN REPRODUSI PADA PRIA



 6. Prostatitis
 Penyakit pada sistem reproduksi pria yang umumnya sering terjadi adalah prostatitis.  Prostatitis adalah penyakit pada sistem reproduksi pria di mana kelenjar prostat mengalami infeksi.
Penyebab dari prostatitis adalah bakteri. Bakteri yang menginfeksi kelenjar prostat pria adalah E. coli, Klebsiella, dan Proteus. Pria yang mengalami prostatitis akan memiliki beberapa gejala seperti sulit ejakulasi, gagal ereksi, disuria, dan demam.
 7. Epididimitis
 Penyakit pada sistem reproduksi pria yang disebabkan karena adanya infeksi pada organ reproduksi pria. Penyakit tersebut adalah epididimitis. Epididimitis adalah kondisi di mana bagian epididimis mengalami peradangan.


 Beberapa bakteri yaitu Chlamydia trachomatis, E. coli, dan Neisseria gonorrhoeae adalah jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit epididimitis. Penyakit ini sering menimpa para pria yang suka berganti-ganti pasangan seks.
 Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyeri pada testis, ada darah di dalam sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria.
 8. Sifilis
 Penyakit pada sistem reproduksi lainnya adalah sifilis. Penyakit sifilis juga biasa disebut ‘raja singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu, bisa juga karena transfusi darah. Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah bakteri Reponema Pallium.
 9. Gonorhea
 Gonorhea atau kencing nanah juga merupakan penyakit reproduksi pria yang sering terjadi. Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae. Penyakit ini ditularkan melalui aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang.
 10. Hipogonadisme
 Penyakit pada sistem reproduksi lainnya pada pria adalah hipogonadisme. Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis pria tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang cukup. Masalah ini bisa dialami sejak janin berkembang di perut.














Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
 Jadi pengenalan tentang cara menjaga organ reproduksi sudah harus  dilakukan sejak usia remaja. Lalu, langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi baik untuk pria maupun wanita?
 1. Menjaga kebersihan reproduksi
 Menjaga kesehatan reproduksi merupakan salah satu cara menjaga  kesehatan organ reproduksi paling dasar. Seperti yang kita ketahui secara umum memang kebersihan sangat terkait dengan kesehatan.
 Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan organ reproduksi adalah seperti berikut ini:
·         Menjaga organ reproduksi agar tidak lembap. Pastikan untuk mengeringkan area kelamin menggunakan handuk yang lembut, kering dan bersih setiap diperlukan.
·         Rutin mengganti pakaian dalam paling tidak 2 kali sehari.
·         Menggunakan pakaian dalam yang nyaman dan menyerap keringat.
·         Perempuan disarankan untuk membersihkan alat kelamin dari depan ke belakang untuk mencegah kuman di anus masuk ke organ reproduksi.
·         Laki-laki disarankan untuk khitan atau sunat untuk menurunkan risiko penularan penyakit menular seksual.
 2. Menghindari aktivitas seksual yang berisiko
 Pemahaman tentang aktivitas seksual yang berisiko adalah hal yang penting. Aktivitas seksual berisiko memiliki beragam bentuk mulai dari hubungan seksual tanpa kontrasepsi hingga berganti-ganti pasangan.    Kedua aktivitas ini sama-sama memiliki risiko tinggi menularkan penyakit seksual.
 Maka dari itu, mengenalkan risiko penyakit seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya pada remaja perlu dilakukan. Jika telah memahami risiko dari aktivitas dan risiko dari berbagai penyakit organ seksual, tentunya seseorang akan lebih sadar akan pentingnya aktivitas seksual yang aman.
 3. Menjaga berat tubuh ideal
 Menjaga berat badan ideal merupakan salah satu cara menjaga kesehatan organ reproduksi. Berat badan ideal dapat diukur menggunakan kalkulator BMI. Berat badan ideal adalah berat badan seseorang proporsional, tidak kurang dan tidak berlebihan.
 Kelebihan dan kekurangan berat badan memang sering dikaitkan dengan masalah kesehatan, termasuk juga masalah kesuburan dan kesehatan sistem reproduksi. Berat badan ideal dapat menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh.
 4. Asupan makanan gizi seimbang
 Cara menjaga kesehatan organ reproduksi selanjutnya adalah dengan menjaga asupan makanan. Makanan yang paling baik untuk kesehatan adalah makanan dengan gizi seimbang yaitu dengan memenuhi nutrisi sesuai dengan takarannya.
 5. Hindari rokok dan alkohol
 Rokok dan minuman beralkohol adalah dua hal yang sebaiknya dihindari oleh pria maupun wanita. Keduanya dapat memicu berbagai macam masalah kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi.
 Kebiasan merokok dan minum alkohol pada wanita dikaitkan dengan gangguan ovulasi. Sedangkan pada pria, rokok dan alkohol dianggap dapat memengaruhi kualitas sperma.
 6. Istirahat cukup
 Istirahat cukup adalah salah satu kunci dari hidup sehat. Cara ini juga merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan organ reproduksi. Kurangnya istirahat dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang berpengaruh pada kesuburan.
 7. Perhatikan produk yang digunakan
 Menggunakan produk untuk area organ intim tidak bisa dilakukan sembarangan, karena area ini merupakan area yang cukup sensitif. Wanita dihimbau untuk tidak menggunakan produk pembersih organ kewanitaan secara rutin.
 Produk pembersih tersebut ditakutkan akan membunuh semua bakteri baik pada area kewanitaan. Padahal bakteri ini sangat penting untuk menjaga pH area tersebut. Jika bakteri baik juga hilang, risiko infeksi justru akan lebih tinggi.
 8. Memeriksakan diri secara rutin
 Memeriksakan kesehatan organ reproduksi tidak harus menunggu munculnya gejala penyakit. Sering kali suatu penyakit tidak menunjukkan gejala yang dapat kita sadari. Jika penyakit baru terdeteksi ketika sudah parah, tentu akan lebih sulit untuk mengatasinya.
 Pemeriksaan rutin adalah langkah untuk memastikan organ reproduksi Anda sehat dan untuk deteksi dini penyakit agar penanganannya dapat lebih cepat. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin baik bagi pria maupun wanita.
 Pada dasarnya cara menjaga kesehatan organ reproduksi tidak jauh berbeda dengan cara menjaga kesehatan secara umum. Agar organ reproduksi tetap sehat, Anda sebaiknya menerapkan pola hidup sehat secara keseluruhan.




0 comments: